Wayang Aksara B
Badawanganala - Yogya
Bagaspati
Solo
Bagong
Yogya
Bagong
Cirebon
Bagong
Jawa Timur
Bagong
Kyai Inten
Bagong Ratu
Solo
Bagong Ratu
Solo 02
Bagong
Solo
Bagong
Solo
Bagong
Gembor Solo
Baka
Solo
Baladewa
Cirebon
Baladewa
Rayung Solo
Baladewa
Rayung Solo
Baladewa
Yogya
Bambang Wijanarka - Solo
Banaputra - Solo
Banjaranjali Solo
Baratabranta Solo
Baratwaja - Solo
Baruna Yogya
Basudewa Solo
Basuki Solo
Basukunti Solo
Basupati Solo
Bawor Banyumas
Bayu Solo
Bilung Banyumas
Bilung Kyai Inten
Bilung Solo 02
Bilung Solo
Bilung Sukasman
Bilung seorang raksasa kecil yang bersahabat dengan Togog dan kemana mana selalu berdua.
Setiap bertemu dengan Petruk selalu menantang berkelahi & mengeluarkan suara kukuruyuk seperti ayam jago.
Tapi sekali dipukul oleh Petruk dia langsung kalah & menangis.
Bilung berperan menjadi Punakawan yang memihak musuh, biasanya Bilung akan memberi masukan yang baik kepada majikannya, tetapi bila masukannya tidak didengarkan oleh majikannya dia akan berbalik memberi berbagai masukan yang buruk.
Bima - Banyumas
BIMA atau WERKUDARA dikenal pula dengan nama;
Balawa,
Bratasena,
Birawa,
Dandunwacana,
Nagata,
Kusumayuda,
Kowara,
Kusumadilaga,
Pandusiwi,
Bayusuta,
Sena, atau Wijasena.
Bima putra kedua Prabu Pandu, raja Negara Astina dengan Dewi Kunti, putri Prabu Basukunti dengan Dewi Dayita dari negara Mandura.
Bima mempunyai dua orang saudara kandung bernama: Puntadewa dan Arjuna, serta 2 orang saudara lain ibu, yaitu ; Nakula dan Sadewa.
Bima memililki sifat dan perwatakan; gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh dan jujur.
Bima memiliki keistimewaan ahli bermain ganda dan memiliki berbagai senjata antara lain; Kuku Pancanaka, Gada Rujakpala, Alugara, Bargawa (kapak besar) dan Bargawasta, sedangkan ajian yang dimiliki adalah ; Aji Bandungbandawasa, Aji Ketuklindu dan Aji Blabakpangantol-antol.
Bima juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran yaitu; Gelung Pudaksategal, Pupuk Jarot Asem, Sumping Surengpati, Kelatbahu Candrakirana, ikat pinggang Nagabanda dan Celana Cinde Udaraga. Sedangkan beberapa anugerah Dewata yang diterimanya antara lain; Kampuh/kain Poleng Bintuluaji, Gelang Candrakirana, Kalung Nagasasra, Sumping Surengpati dan pupuk Pudak Jarot Asem.
Bima tinggal di kadipaten Jodipati, wilayah negara Amarta.
Bima mempunyai tiga orang isteri dan 3 orang anak, yaitu :
1. Dewi Nagagini, berputra Arya Anantareja,
2. Dewi Arimbi, berputra Raden Gatotkaca dan
3. Dewi Urangayu, berputra Arya Anantasena.
Akhir riwayat Bima diceritakan, mati sempurna (moksa) bersama ke empat saudaranya setelah akhir perang Bharatayuda.
Bima Lindhu - Solo
Bima - Yogya
Bisawarna - Solo
Bisma - Solo
Bisma - Yogya
Bogadenta - Solo
Bomanarakasura - Solo
Bomantara - Solo
PRABU BOMANTARA adalah raja negara Trajutisna/Prajatisa.
Prabu Bomantara masih keturunan Bathara Kalayuwana, putra Bathara Kala dengan Bathari Durga/Dewi Pramuni dari kahyangan Setragandamayit.
Karena ketekunanya bertapa, ia menjadi sangat sakti.
Berwatak angkara murka, kejam, bengis dan selalu menurutkan kata hatinya.
Prabu Bomantara pernah menyerang Suralaya dan mengalahkan para Dewa.
Prabu Bomantara kemudian menyerang negara Gowasiluman, menewaskan Prabu Arimbaji untuk menguasai wilayah hutan Tunggarana. Belum puas dengan kekuasaan yang dimiliki, Prabu Bomantara kemudian menyerang negara Surateleng.
Akhirnya Prabu Bomantara tewas dalam pertempuran melawan Prabu Narakasura yang waktu mudanya bernama Bambang Sitija, raja negara Surateleng, putra Prabu Kresna dengan Dewi Pretiwi.
Arwahnya manunggal dalam tubuh Prabu Sitija.
Negara Surateleng dan Prajatisa oleh Prabu Sitija/Narakasura dijadikan satu, Prabu Sitija kemudian bergelar Prabu Bomanarakasura.
ini Brahala - Solo
Brahma - Solo
Brajadenta - Solo
BRAJADENTA adalah putra ketiga Prabu Arimbaka, raja raksasa negara Pringgandani dengan Dewi Hadimba.
Brajadenta mempunyai tujuh orang saudara kandung bernama:
Arimba / Hidimba,
Dewi Arimbi,
Arya Prabakesana,
Brajamusti,
Brajalamatan,
Brajawikalpa dan
Kalabendana.
Brajadenta berwatak keras hati, ingin menangnya sendiri, berani serta ingin selalu menurutkan kata hatinya.
Brajadenta sangat sakti. Oleh kakaknya, Dewi Arimbi, Brajadenta ditunjuk sebagai wakil raja memegang tampuk pemerintahan negara Pringgandani selama Dewi Arimbi ikut suaminya Bima tinggal di Jadipati.
Akhir riwayatnya diceritakan, karena tidak setuju dengan pengangkatan Gatotkaca, putra Dewi Arimbi dengan Bima sebagai raja Pringgandani, Brajadenta dengan dibantu oleh ketiga adiknya, Brajamusti, Brajalamatan dan Brajawikalpa, melakukan pemberontakan karena ingin secara mutlak menguasai negara Pringgandani.
Pemberontakannya dapat ditumpas oleh Gatotkaca dengan tewasnya Brajalamatan dan Brajawikalpa.
Brajadenta dan Brajamusti berhasil melarikan diri dan berlindung pada kemenakannya Prabu Arimbaji, putra mendiang Prabu Arimba yang telah menjadi raja di negara Gowasiluman di hutan Tunggarana.
Dengan bantuan Bathari Durga, Brajadenta kembali memasuki negara Pringgandini untuk membunuh Gatotkaca.
Usahanya kembali menghalami kegagalan. Brajadenta akhirnya tewas dalam peperangan melawan Gatotkaca.
Arwahnya menjelma menjadi ajian/keaktian dan merasuk/menunggal dalam gigi Gatotkaca.
Sejak itu Gatotkaca memiliki kesaktian; barang siapa kena gigitannya pasti binasa.
Brajalamatan - Solo
BRAJALAMATAN adalah putra keenam Prabu Arimbaka, raja raksasa negara Pringgandani dengan Dewi Hadimba.
Brajalamtan mempunyai tujuh orang saudara kandung, masing-masing bernama:
Arimba/Hidimba,
Dewi Arimbi,
Brajadenta,
Arya Prabakesa,
Brajamusti,
Brajawikalpa dan
Kalabendana.
Brajalamatan berwatak keras hati dan agak berangasan, mudah marah, pemberani dan sangat sakti.
Brajalamatan sangat menentang keputusan Dewi Arimbi yang akan menyerahkan tahta kerajaan Pringgandani kepada Gatotkaca, putranya dengan Bima.
Karena itu Brajalamatan ikut mendukung dan terlibat langsung gerakan pemberontakan yang dilakukan Brajadenta dan Brajamusti dalam upaya merebut tahta kerajaan Pringgandani dari tangan Gatotkaca.
Dalam peperangan perebutan kekuasaan itu, Brajalamatan akhirnya mati di tangan Gatotkaca.
Arwahnya kemudian menjelma menjadi ajian/kesaktian manunggal di tangan kiri Gatotkaca.
Brajamusti - Solo
BRAJAMUSTI adalah putra ke-lima Prabu Arimbaka, raja raksasa negara Pringgandani dengan Dewi Hadimba.
Brajamusti mempunyai tujuh orang saudara kandung bernama; Arimba/Hidimba,
Dewi Arimbi,
Arya Prabakesa,
Brajadenta,
Brajalamatan,
Brajawikalpa dan
Kalabendana.
Brajamusti mempunyai sifat mudah naik darah, agak bengis, keras hati dan ingin menang sendiri.
Brajamusti sangat sakti. Bersama kakaknya, Brajadenta dan kedua adiknya, Brajalamantan dan Brajawikalpa, ia melakukan pemberontakan merebut tahta negara Pringgandani dari kekuasaan Dewi Arimbi.
Ketika pemberontakan gagal dengan tewasnya Brajalamatan dan Brajawikalpa oleh Gatotkaca, Brajamusti dan Brajadenta melarikan diri, berlindung pada kemenakannya Prabu Arimbaji, putra mendiang Prabu Arimba yang telah menjadi raja negara Guwasiluman di hutan Tunggarana.
Dengan bantuan Bathari Durga, Brajamusti kembali beraniat membunuh Gatotkaca melalui tangan ketiga.
Brajamusti menjelma menjadi Gatotkaca palsu dan menganggu Dewi Banowati, istri Prabu Duryudana, raja negara Astina.
Namun perbuatanya terseburt dapat dibongkar oleh Gatotkaca.
Akhirnya Brajamusti tewas dalam petempuran melawan Gatotkaca, dan arwahnya menjadi ajian/kesaktian merasuk/menunggal dalam tangan kanan Gatotkaca.
Brantalaras - Solo
Bremana - Solo
Bremani - Solo
Bukbis - Solo
Bumiloka - Solo
Burisrawa - Solo
Burisrawa - Yogya
ARYA BURISRAWA adalah putra ke-empat Prabu Salya, raja negara Mandaraka dengan permaisuri Dewi Pujawati/Setyawati, putri tunggal Bagawan Bagaspati dari pertapaan Argabelah.
Burisrawa mempunyai empat orang saudara kandung masing-masing bernama ; Dewi Erawati, Dewi Surtikanti, Dewi Banowati dan Bambang Rukmarata.
Burisrawa berwujud setengah raksasa, gagah perkasa dan sangat sakti. Ia berwatak sombong, senang menurutkan kata hatinya, pendendam, ingin selalu menang sendiri, senang membuat keonaran dan membuat peristiwa - peristiwa yang penuh dengan kekerasan.
Burisrawa menikah dengan Dewi Kiswari, putri Prabu Kiswaka, raja negara Cedisekar/Cindekembang dan berputra Arya Kiswara.
Burisrawa sangat akrab hubungannya dengan Prabu Baladewa, raja Mandura, Prabu Duryudana, raja Astina dan Adipati Karna, raja Awangga karena hubungan saudara ipar.
Dalam perang Bhratayuda, Burisrawa berada di pihak keluarga Kurawa. Ia gugur dalam peperangan melawan Arya Setyaki, putra Prabu Setyajid/Ugrasena, raja negara.
Butaterong - Solo
Badraini - Solo
Bagong Wanita - Solo
Bandondari - Solo
WAYANG, DAN BERBAGAI TOKOHNYA
Wayang dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Indonesia memeluk kepercayaan [animisme] berupa pemujaan roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam bentuk [arca] atau gambar. Wayang merupakan seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Ada versi wayang yang dimainkan oleh orang dengan memakai kostum, yang dikenal sebagai wayang orang, dan ada pula wayang yang berupa sekumpulan boneka yang dimainkan oleh dalang. Wayang yang dimainkan dalang ini diantaranya berupa wayang kulit atau wayang golek. Cerita yang dikisahkan dalam pagelaran wayang biasanya berasal dari Mahabharata dan Ramayana. Pertunjukan wayang di setiap negara memiliki teknik dan gayanya sendiri, dengan demikian wayang Indonesia merupakan buatan orang Indonesia asli yang memiliki cerita, gaya dan dalang yang luar biasa.
Kadangkala repertoar cerita Panji dan cerita Menak (cerita-cerita Islam) dipentaskan pula.
Wayang, oleh para pendahulu negeri ini sangat mengandung arti yang sangat dalam. Sunan Kali Jaga dan Raden Patah sangat berjasa dalam mengembangkan Wayang. Para Wali di Tanah Jawa sudah mengatur sedemikian rupa menjadi tiga bagian. Pertama Wayang Kulit di Jawa Timur, kedua Wayang Wong atau Wayang Orang di Jawa Tengah, dan ketiga Wayang Golek di Jawa Barat. Masing masing sangat bekaitan satu sama lain. Yaitu “Mana yang Isi(Wayang Wong) dan Mana yang Kulit (Wayang Kulit) harus dicari (Wayang Golek)”.
Jenis-jenis wayang
- Wayang Kulit
- Wayang Purwa
- Wayang Madya
- Wayang Gedog
- Wayang Dupara
- Wayang Wahyu
- Wayang Suluh
- Wayang Kancil
- Wayang Calonarang
- Wayang Krucil
- Wayang Ajen
- Wayang Sasak
- Wayang Sadat
- Wayang Parwa
BISMAKA. SUCITRA, UPACITRA
- Wayang Golek / Wayang Thengul (Bojonegoro)
- Wayang Menak
- Wayang Papak / Wayang Cepak
- Wayang Klithik
- Wayang Beber
- Wayang Orang
- Wayang Gung (Kalimantan Selatan)
- Wayang Topeng (wayang orang menggunakan topeng di Kalimantan Selatan)
- Wayang Suket
- Wayang Gung
- Wayang Timplong
- Wayang Arya
- Wayang Potehi
- Wayang Gambuh
- Wayang Parwa
- Wayang Cupak
Jenis-jenis wayang kulit menurut asal daerah atau suku
Wayang juga ada yang menggunakan bahasa Melayu Lokal seperti bahasa Betawi, bahasa Palembang dan bahasa Banjar.
- Wayang Jawa Yogyakarta
- Wayang Jawa Surakarta
- Wayang Kulit Gagrag Banyumasan
- Wayang Bali
- Wayang Sasak (NTB)
- Wayang Kulit Banjar (Kalimantan Selatan)
- Wayang Palembang (Sumatera Selatan)
- Wayang Betawi (Jakarta)
- Wayang Cirebon (Jawa Barat)
- Wayang Madura (sudah punah)
- Wayang Siam (Kelantan, Malaysia)
DAFTAR TOKOH-TOKOH WAYANG
Dewa-Dewi wayang
Dewa-Dewi dalam dunia pewayangan merupakan Dewa-dewi yang muncul dalam mitologi agama Hindu di India, dan diadaptasi oleh budaya Jawa.
- Sang Hyang Adhama
- Sang Hyang Sita
- Sang Hyang Nurcahya
- Sang Hyang Nurrasa
- Sang Hyang Wenang
- Sang Hyang Tunggal
- Sang Hyang Rancasan
- Sang Hyang Ismaya
- Sang Hyang Manikmaya
- Batara Bayu
- Batara Brahma
- Batara Chandra
- Batara Guru
- Batara Indra
- Batara Kala
- Batara Kresna
- Batara Kamajaya
- Batara Narada
- Batara Surya
- Batara Wisnu
- Batara Yamadipati
- Betari Durga
- Batara Kuwera
- Batara Cingkarabala
- Batara Balaupata
- Hyang Patuk
- Hyamh Temboro
Daftar tokoh wayang yang muncul di kisah Wayang Purwa (RA Kosasih)
MANIKMAYA, SINTA COLONG, JALASAHA
Ramayana
Tokoh-tokoh Ramayana dalam budaya pewayangan Jawa diambil dan diadaptasi dari Mitologi Hindu di India.
- Anggada
- Anila
- Anjani
- Dasarata
- Garuda Jatayu
- Hanuman
- Indrajit
- Jatayu
- Jembawan
- Kosalya
- Kumbakarna
- Aswanikumba
- Kumba-kumba
- Laksmana
- Parasurama
- Prahastha
- Rama Wijaya
- Prabu Somali
- Rawana
- Satrugna
- Sita
- Dewi Windradi
- Subali
- Sugriwa
- Sumitra
- Surpanaka (Sarpakenaka)
- Trikaya
- Trijata
- Trinetra
- Trisirah
- Gunawan Wibisana
- Wilkataksini
Mahabharata
Tokoh-tokoh Mahabharata dalam budaya pewayangan Jawa diambil dan diadaptasi dari Mitologi Hindu di India.
- Abimanyu
- Resi Abyasa
- Antareja
- Antasena
- Arjuna
- Aswatama
- Baladewa
- Basupati
- Basudewa
- Bhisma
- Bima
- Burisrawa
- Cakil
- Citraksa
- Citraksi
- Citrayuda
- Citramarma
- Damayanti
- Drona (Dorna)
- Drestadyumna
- Drestarastra
- Dropadi
- Durgandana
- Durmagati
- Dursala (Dursilawati)
- Dursasana
- Dursilawati
- Duryodana (Suyodana)
- Drupada
- Ekalawya
- Gatotkaca
- Gandabayu
- Gandamana
- Gandawati
- Indra
- Janamejaya
- Jayadrata
- Karna
- Kencakarupa
- Kretawarma
- Krepa
- Kresna
- Kunti
- Madrim
- Manumayasa
- Matswapati
- Nakula
- Nala
- Niwatakawaca
- Pandu Dewanata
- Parasara
- Parikesit
- Rukma
- Rupakenca
- Sadewa
- Sakri
- Sakutrem
- Salya
- Sangkuni
- Sanjaya
- Santanu
- Setyajid
- Setyaboma
- Satyaki
- Sanga-sanga
- Satyawati
- Srikandi
- Subadra
- Tirtanata
- Seta
- Udawa
- Utara
- Wratsangka
- Wesampayana
- Widura
- Wisanggeni
- Yudistira
- Yuyutsu
Punakawan
Punakawan adalah para pembantu dan pengasuh setia Pandawa. Dalam wayang kulit, punakawan ini paling sering muncul dalam goro-goro, yaitu babak pertujukan yang seringkali berisi lelucon maupun wejangan.
Versi Jawa Tengah dan Jawa Timur, wayang kulit/wayang orang
Ä€nom suroto
Versi Banyumas, wayang kulit/wayang orang
Versi Jawa Barat, wayang golek
Bali
Teman para Punakawan
Dalang
Dalang dalam dunia pewayangan diartikan sebagai seseorang yang mempunyai keahlian khusus memainkan boneka wayang (ndalang). Keahlian ini biasanya diperoleh dari bakat turun – temurun dari leluhurnya. Seorang anak dalang akan bisa mendalang tanpa belajar secara formal. Ia akan mengikuti ayahnya selagi mendalang dengan membawakan peralatan, menata panggung, mengatur wayang (nyimping), menjadi pengrawit, atau duduk di belakang ayahnya untuk membantu mempersiapkan wayang yang akan dimainkan.
Selama mengikuti ayahnya “ndalang” dalam kurun waktu yang lama -dari kecil hingga remaja- inilah proses pembelajaran itu terjadi dengan sangat alami, dan rata-rata anak dalang akan bisa mendalang setelah besar nanti. Tetapi banyak juga seorang anak dalang tidak akan menjadi Dalang di kelak kemudian hari, karena mempunyai pilihan hidup sendiri, misalnya berprofesi menjadi pegawai negeri, swasta, TNI dan sebagainnya. Tetapi fenomena itu tidak selamanya benar, dengan adanya sekolah-sekolah pedalangan baik setingkat SMU dan perguruan tinggi, seperti Jurusan Pedalangan Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta (STSI) misalnya (sekarang Institut Seni Indonesia Surakarta), mencetak Sarjana pedalangan yang tidak hanya mumpuni memainkan wayang tetapi juga berwawasa luas dan berpikir kritis. Dalam perguruan tinggi inilah lahir pula dalang yang bukan dari keturunan seorang Dalang, tetapi hanya seseorang yang mempunyai niat yang kuat untuk belajar dalang dan akhirnya bisa mendalang.
Kata Dalang ada yang mengartikan berasal dari kata Dahyang, yang berarti juru penyebuh berbagai macam penyakit. Dalang dalam “jarwo dhosok” diartikan pula sebagai “ngudal piwulang” (membeberkan ilmu), memberikan pencerahan kepada para penontonya. Untuk itu seorang dalang harus mempunyai bekal keilmuan yang sangat banyak. Berbagai bidang ilmu tentunya harus dipelajari meski hanya sedikit, sehingga ketika dalam membangun isi dari ceritera bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan nilai-nilai kekinian.
Dalang adalah seorang sutradara, penulis lakon, seorang narator, seorang pemain karakter, penyusun iringan, seorang “penyanyi”, penata pentas, penari dan lain sebagainya. Kesimpulannya dalang adalah seseorang yang mempunyai kemampuan ganda,dan juga seorang manager, paling tidak seorang pemimpin dalam pertunjukan bagi para anggotanya (pesinden dan pengrawit)
CITRAKARSA, YUYUTSU, SOMAKIRTA
Museum Wayang
Museum Wayang adalah sebuah museum yang berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara Nomor 27, Jakarta Barat. Gedung yang tampak unik dan menarik ini telah beberapa kali mengalami perombakan. Pada awalnya bangunan ini bernama De Oude Hollandsche Kerk (“Gereja Lama Belanda”) dan dibangun pertamakali pada tahun 1640. Tahun 1732 diperbaiki dan berganti nama De Nieuwe Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda) hingga tahun 1808 akibat hancur oleh gempa bumi pada tahun yang sama. Di atas tanah bekas reruntuhan inilah dibangun gedung museum wayang dan diresmikan pemakaiannya sebagai museum pada 13 Agustus 1975. Meskipun telah dipugar beberapa bagian gereja lama dan baru masih tampak terlihat dalam bangunan ini.
Museum Wayang memamerkan berbagai jenis dan bentuk wayang dari seluruh Indonesia, baik yang terbuat dari kayu dan kulit maupun bahan-bahan lain. Wayang-wayang dari luar negeri ada juga di sini, misalnya dari Republik Rakyat Cina dan Kamboja. Hingga kini Museum Wayang mengkoleksi lebih dari 4.000 buah wayang, terdiri atas wayang kulit, wayang golek, wayang kardus, wayang rumput, wayang janur, topeng, boneka, wayang beber dan gamelan. Umumnya boneka yang dikoleksi di museum ini adalah boneka-boneka yang berasal dari Eropa meskipun ada juga yang berasal dari beberapa negara non-Eropa seperti Thailand, Suriname, Tiongkok, Vietnam, India dan Kolombia. Selain itu secara periodik disenggelarakan juga pagelaran wayang pada minggu 2 dan ke 3 setiap bulannya. Pada tanggal 7 November 2003, PBB memutuskan mengakui wayang Indonesia sebagai warisan dunia yang patut dilestarikan.
WISRAWA, SAMBA, PARTADEWA
Baca lebih jauh tentang Sejarah dan budaya :
- Apa itu sejarah,
- Pra Sejarah,
- Sejarah Nasional,
- Sejarah Dunia,
- Budaya Indonesia,
- Budaya Internasional dan Dunia
Sandiaz Yudhasmara _ Audi Yudhasmara
KORAN ANAK INDONESIA
http://korananakindonesia.wordpress.com
Ditulis dalam 9E.a.Budaya Indonesia | Tag: DAN BERBAGAI TOKOHNYA, WAYANG