Ki.H.Anom suroto

Ki.H.Anom suroto
dalang kesukaanku

Jumat, 19 Maret 2010

Kali ini saya jual barang antik negh…
ini Gamelan Kyai Selamet udah di stem+wayang kulitnya full set (dosen saya suruh saya jualkan di kaskus…Punya teman dosen saya Gan…kelihatannya ada sejarahnya, tapi ahli warisnya ndak hobi, jadi ndak tahu sejarahnya)

Harga 1 Miliar Rupiah (bisa nego tipis)

Contact: Eric Yosua (085230239928)
FB/YM/Email: ericyosua@yahoo.com

ini detailnya Gan…
Gamelan Jawa (Kyai Slamet) & Wayang Kulit lengkap
Material : Gamelan : Perunggu
Wayang Kulit : Kulit Sapi & Tanduk Kerbau

Gamelan Jawa :
1. Rebab : 1 Buah
2. Gender (Slendro,Pelog Barang, Pelog Bem) : 3 Buah
3. Slenthem (Slendro & Pelog) : 2 Buah
4. Demong (Slendro & Pelog) : 4 Buah
5. Saron (Slendro & Pelog) : 4 Buah
6. Peking (Slendro & Pelog) : 2 Buah
7. Bonang Babok (Slendro & Pelog) : 2 Pangkon (1 Pangkon Bonang Slendro : 12 Buah, Bonang Pelog : 14 Buah)
8. Bonang Penerus (Slendro & Pelog) : 2 Buah
9. Kenong (Slendro & Pelog) : 11 Buah
10. Kethuk / Kempyang (Slendro & Pelog) : 2 Buah
11. Kempul : 8 Buah
12. Gong Suwukan + Barang : 2 Buah
13. Gong Besar : 2 Buah (Salah satunya Gong Kyai Slamet)
14. Gambang (Slendro & Pelog) : 2 Buah
15. Siter : 1 Buah
16. Seruling Bambu : 2 Buah
17. Kendang (Geduk, Ciblon, Batangan, Ketipung) : 4 Buah
18. Gender Penerus (Pelog Slendro,Bem,Pelog Barang) : 3 Buah
19. Gayor Naga : 2 Buah

Wayang Kulit lengkap : 273 Buah
1. Kelompok Bima : 13 Buah
2. Kelompok Gatot Kaca + Kartomarmo : 17 Buah
3. Kelompok Hanoman + Janaka : 31 Buah
4. Kelompok Wayang Perempuan : 41 Buah
5. Kelompok Durgo + Togog : 11 Buah
6. Kelompok Buto + Prahasto : 13 Buah
7. Kelompok Durno Kurowo : 20 Buah
8. Kelompok Duryudono + Indrajid : 20 Buah
9. Kelompok Burisrowo : 15 Buah
10. Kelompok Sadewo Nakulo : 36 Buah
11. Kelompok Punakawan + Narodo : 19 Buah
12. Kelompok Hewan+Rampogan : 11 Buah
13. Kelompok Gandarwa+Togog : 19 Buah
14. Kelompok Gunungan : 7 Buah

PICNYA


Default (wts) 1 set wayang kulit

jual 1 (satu) set (+/- 150 buah) wayang kulit asli,
- terbuat dari kulit kebo asli
- gagrak/model solo
- gapit sungu hitam & putih
- kondisi sekitar 85%
- berikut kotak dan perlengkapannya termasuk gawangan(polos/tanpa ukiran) dan kelirnya

untuk semua-muanya saya tawarkan murah, 40 juta (nego tipis) belum termasuk ongkos kirim!
monggo bagi yang berminat silahkan hubungi
0817718162 atau 0274-8201162

nih sedikit penampakannya :







monggo silahkan!!!


Punakawan/Panakawan
Punakawan/Panakawan adalah para pembantu dan pengasuh setia Pandawa. Dalam wayang kulit, punakawan ini paling sering muncul dalam goro-goro, yaitu babak pertujukan yang seringkali berisi lelucon maupun wejangan.

Versi Jawa Tengah dan Jawa Timur, wayang kulit/wayang orang bukan sekedar sebagai pembantu/pengasuh, tetapi cenderung sebagai penasehat, pembimbing spiritual, dan penghiibur lara. Panakawan bukan hanya sebagai pamomong Pandawa saja, tetapi SELURUH DARA KSATRIA yang bermoral tinggi.
1. Semar
2. Gareng
3. Petruk
4. Bagong
5. Ānom suroto

Versi Banyumas, wayang kulit/wayang orang
1. Semarsemorodewo
2. Garengnolo
3. Petrukkanthong
4. Baworcarub

Versi Jawa Barat, wayang golek

1. Semar
2. Gareng (bungsu)
3. Dawala
4. bagong atau Cepot

Versi Cirebon
1. Semar
2. Gareng
3. Petruk
4. Bagong
5. Dwualat
6. Ceblok
7. Bagal Buntung
8. Gitarota
9. Curis

Versi Bali
1. Tualen
2. Merdah
3. Sangut
4. Delem

Teman para Punakawan
1. Togog
2. Bilung/Tokun/Sarawita
3. Limbuk
4. Cangik

Punakawan/Panakawan adalah karakter yang khas dalam wayang Indonesia. Mereka melambangkan orang kebanyakan. Karakternya mengindikasikan bermacam-macam peran, seperti penasihat para ksatria, penghibur, kritisi sosial, badut bahkan sumber kebenaran dan kebijakan. Dalam wayang Jawa karakter punakawan terdiri atas Semar, Gareng, Bagong, dan Petruk. Dalam wayang Bali karakter punakawan terdiri atas Malen dan Merdah (abdi dari Pandawa) dan Delem dan Sangut (abdi dari Kurawa)

Semar adalah pengasuh dari Pendawa. Alkisah, ia juga bernama Hyang Ismaya. Mekipun ia berwujud manusia jelek, ia memiliki kesaktian yang sangat tinggi bahkan melebihi para dewa.
Kyai Lurah Semar Badranaya adalah nama tokoh panakawan paling utama dalam pewayangan Jawa dan Sunda. Tokoh ini dikisahkan sebagai pengasuh sekaligus penasihat para kesatria dalam pementasan kisah-kisah Mahabharata dan Ramayana. Tentu saja nama Semar tidak ditemukan dalam naskah asli kedua wiracarita tersebut yang berbahasa Sansekerta, karena tokoh ini merupakan asli ciptaan pujangga Jawa.


Togog adalah putra dewa yang lahir sebelum semar tapi karena tidak mampu mengayomi bumi maka togog kembali keasal lagi alias tidak jadi lahir dan waktu bersamaan lahirlah semar.

Gareng adalah anak Semar yang berarti pujaan atau didapatkan dengan memuja. Nalagareng adalah seorang yang tak pandai bicara, apa yang dikatakannya kadang- kadang serba salah. Tetapi ia sangat lucu dan menggelikan. Ia pernah menjadi raja di Paranggumiwang dan bernama Pandubergola. Ia diangkat sebagi raja atas nama Dewi Sumbadra. Ia sangat sakti dan hanya bisa dikalahkan oleh Petruk.

Gareng (bungsu) Dalam wayang golek (wayang versi Sunda), tokoh Gareng adalah anak terakhir dari Semar. Sama seperti tokoh Astrajingga dan Dawala, tokoh ini biasanya dikeluarkan sebagai hiburan untuk penonton.
Gareng dengan tanda kurung (bungsu) ini dipakai untuk membedakannya dengan Gareng pada wayang Jawa Tengah dan Jawa Timur. Gareng pada wayang Jawa Tengah dan Jawa Timur ini adalah anak pertama dari Semar.

Bagong berarti bayangan Semar. Alkisah ketika diturunkan ke dunia, Dewa bersabda pada Semar bahwa bayangannyalah yang akan menjadi temannya. Seketika itu juga bayangannya berubah wujud menjadi Bagong. Bagong itu memiliki sifat lancang dan suka berlagak bodoh. Ia juga sangat lucu.

Petruk anak Semar yang bermuka manis dengan senyuman yang menarik hati, panda berbicara, dan juga sangat lucu. Ia suka menyindir ketidakbenaran dengan lawakan-lawakannya. Petruk pernah menjadi raja di negeri Ngrancang Kencana dan bernama Helgeduelbek. Dikisahkan ia melarikan ajimat Kalimasada. Tak ada yang dapat mengalahkannya selain Gareng.

Dawala adalah punakawan yang digambarkan memiliki hidung mancung, muka bersih, sabar, setia, dan penurut. tetapi kurang cerdas dan kurang begitu trampil. Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, tokoh ini di kenal dengan nama Petruk. Biasanya dikeluarkan bareng dengan Astrajinga alias Cepot dan Semar sebagai teman humor pada lakon goro goro atau lakon humor dalam pagelaran wayang.

Tualen (tualèn) atau Malen merupakan salah satu tokoh punakawan (bahasa Bali parěkan) dalam tradisi pewayangan di Bali. Karakternya mirip dengan Semar dalam pewayangan Jawa. Dalam tradisi pewayangan Bali, Tualen digambarkan seperti orang tua berwajah jelek, kulitnya berwarna hitam, namun di balik penampilannya tersebut, hatinya mulia, prilakunya baik, tahu sopan santun, dan senang memberi petuah bijak. Dalam tradisi pewayangan Bali umumnya, puteranya berjumlah tiga orang, yaitu: Merdah, Delem, dan Sangut. Mereka berempat (termasuk Tualen) merupakan punakawan yang sangat terkenal di kalangan masyarakat Bali.

Merdah (mêrdah) atau Meredah (mêrêdah) merupakan salah satu tokoh punakawan (bahasa Bali: parêkan) dalam tradisi pewayangan di Bali. Menurut masyarakat Buleleng (Bali Utara), Merdah merupakan adik Tualen, namun menurut tradisi Bali Tengah dan tradisi masyarakat Bali umumnya, Merdah merupakan salah satu putera Tualen. Dalam pertunjukkan wayang, Merdah sering muncul bersama Tualen, melakukan dialog penuh lelucon namun penuh nasihat.

Sangut merupakan salah seorang tokoh punakawan (bahasa Bali: parêkan) dalam tradisi pewayangan di Bali. Dalam pewayangan, Sangut dilukiskan berbibir monyong dan berkulit kuning. Di antara para punakawan, tubuhnya yang paling kurus tapi perutnya besar. Dalam pertunjukkan wayang ia sering muncul bersama Delem dan melakukan dialog penuh lelucon.

Delem (lafal: dè-lêm) atau Melem (lafal: mè-lêm) merupakan salah satu tokoh punakawan (bahasa Bali: parêkan) dalam tradisi pewayangan di Bali. Delem bermata juling, lehernya gondok, dan tubuhnya pendek. Dalam pewayangan kulitnya berwarna merah tua. Delem bersifat angkuh, sombong, licik, dan suka omong besar. Di hadapan para ksatria dan para raja ia selalu tunduk, namun kepada orang yang lebih muda darinya ia bertingkah sombong. Dalam pewayangan Bali, Delem sangat terkenal dan sering muncul bersama dengan Sangut, melakukan dialog penuh lelucon namun terselip nasehat. Keduanya merupakan tokoh punakawan yang sifatnya jelek.

Bilung adalah seorang raksasa kecil yang berteman dengan para punakawan, dia adalah sahabat dari Togog dan kemana mana selalu berdua. Bilung digambarkan sebagai tokoh dari luar jawa yaitu melayu. Bilung sering kali menggunakan bahasa campuran jawa & melayu. Setiap bertemu dengan Petruk selalu menantang berkelahi & mengeluarkan suara kukuruyuk seperti ayam jago. Tapi sekali dipukul oleh petruk dia langsung kalah & menangis.dalam beberapa cerita wayang, bilung yang punya nama lain Tokun ini terkadang Bilung berperan menjadi Punakawan yang memihak musuh. biasanya Bilung akan memberi masukan yang baik kepada majikannya . tetapi bila masukannya tidak didengarkan oleh majikannya , dia akan berbalik memberi berbagai masukan yang buruk.

Sarawita seorang teman Togog. Dalam pewayangan, di waktu berkata-kata ia akan menggunakan bahasa Melayu campur dengan bahasa Jawa, dan mengaku bahwa ia berasal dari Tanah Seberang yang tulen. Waktu ia bertemu dengan para punakawan seperti Gareng dan Petruk, ia selalu sombong, tetapi cengeng (manja), maka selalu dipermainkan oleh lawannya.
Waktu dipermainkan oleh pengiring Kesatria, biasa yang menggodanya itu Petruk, dengan dipukul hingga menangis dan mengundurkan diri tetapi dengan berkeruyuk seperti ayam jantan. Hingga dalam cerita oleh Togog selalu diolok-olok. Adegan ini sering digunakan dalam banyak lakon.

Cangik adalah seorang pelayan wanita pelawak kesayangan para penonton biasanya mengiringi kehadiran Sumbadra atau putri kelas atas lainnya. Meskipun perawakannya kurus, dadanya mengerut, dan penampilannya aneh, dia sangat mudah tersipu-sipu dan genit, dengan sisir yang selalu ia bawa sebagai buktinya. Suaranya tinggi, melengking dan seperti bersiul, karena dia tidak mempunyai gigi.

Limbuk adalah anak perempuan Cangik, juga seorang abdi perempuan yang konyol. Meskipun penampilannya sangat berbeda dengan ibunya, dia mempunyai rasa keyakinan yang sama akan daya tariknya yang tinggi. Dia juga membawa sebuah sisir dengannya ke mana-mana. Suaranya keras, rendah, dan menyentuh secara janggal.


Sumber utama: http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_tokoh_wayang#Versi_Jawa_Tengah_dan_Jawa_Timur.2C_wayang_kulit.2Fwayang_orang

dan berbagai sumber lainnya


1 komentar: