Lakon : Pendhawa Ngenger
Dalang : Ki Narto Sabdo
Format : MP3, 122 kbps 44100 (16 file tamat)
Sumbangan : Bp. Widjanarko Jogja
SINOPSIS PANDHAWA NGENGER
Dalam pisowanan agung di Negara Hasitina , yang dihadiri oleh para petinggi kerajaan tersebut diantaranya Resi Bisma, Pendita Durna, patih Sengkuni, adipati Karno dan lain2 memikirkan masa depan kerajaan Hastina dalam menghadapi musuh bebuyutannya yaitu Pandawa. Duryudono sang raja menganggap bahwa Pendita Durna tdk adil dalam memberikan ilmu kadigdayan bagi sanak saudaranya, pendita Durna dianggap oleh Duryudono pilih kasih dalam memberikan ilmunya.Tapi dengan ikut bicaranya adipati Karno timbulah semangat angkara murka sang Duryudana untuk berbuat licik kepada saudara saudaranya sendiri yaitu Pandawa. Tetapi Adipati Karno tidak sependapat dengan rencana licik yang akan dibuat oleh Duryudono yang dianggap jauh dari peri kemanusiaan, sampai sampai Adipati Karno walk out dari pasewakan agung.
Didorong oleh sang maha patih Sengkuni sang maha julik maka Prabu Duryudana mengadakan perjamuan dengan mengundang anggota keluarga Pendawa yang masih menjalani hukuman atas kekalahannya bermain dadu, dengan jamuan makanan bekas dan minuman memabukkan. Karena pengaruh minuman terjadilah perang antara kedua belah pihak, sebelum terjadi korban datanglah Destarata melerai peperangan tersebut. Oleh Destarata Pandawa diminta untuk menyingkir dari Astina agar peperangan tidak berlanjut, akan tetapi pihak Kurawa walaupun sudah dicegah oleh adipati Karno tetap saja mengejar Pandawa untuk dihabisi.
Pada adegan goro goro Harjuna yang diikuti oleh para punokawan, dikisahkan Harjuna kedatangan dewa/ betara Indra atas prakarsa betara Indra Harjuna diajak ke kahayangan. Di Kayangan Harjuna dipertemukan oleh beberapa betari salah satunya adalah betari Uruwasi, melihat ketampanan Harjuna, betara Uruwasi fall in love kepada raden Harjun. Tetapi kepada betari Uruwasi, raden Harjuno yang terkenal play boy tidak tergoyahkan oleh rayuan betari Uruwasi, karena betari Uruwasi merasa terhina maka marahlah betari Uruwasi dengan mengucapkan sumpah serapah agar kelaki lakian Harjuno tidak berfungsi ( tentunya untuk sementara waktu).
Atas petunjuk betara Indra, Harjuna dan saudara2nya diminta untuk suwito (ngenger) ke Kerajaan Wirata dengan menyamar sebagai orang sudra (rakyat jelata). Dengan berganti nama, Puntadewa memakai nama Kanta, Werkudoro sebagai Balawa, Harjuna sebagai Wrihatmolo, Nakula dan Sadewa sebagai Tripala dan Grantika, sedangkan Drupadi beralih nama menjadi Salindri atau Endang Malini.
Sebelum berangkat menuju kerajaan Wirata mereka berganti busana layaknya rakyat jelata dan yang menarik adalah busana yang dipakai raden Harjuna, dalam cerita ini ia memakai busana layaknya seorang wanita.
Di kerajaan Wirata sang patih Kencoko dan para hulu balang, antara lain Prahupo Kenco dan Rojo molo berkeluh kesah tentang kerajaan Wirata yang dipimpin oleh Prabu Matsyapati. Sang patih merasa kebesaran nama kerajaan Wirata hanya karena kehebatannya. Maka mereka merencanakan kudeta terhadap prabu Matsyapati. Ketika mereka merencanakan kudeta datanglah keluarga pendawa yang sudah berganti busana dan nama layaknya rakyat jelata. Atas perintah sang patih. keluarga pendawa tidak diperkenankan ngenger ke raja Matsyapati tetapi diminta ngenger ke Kepatihan saja. Dikisahkan patih Kencoko akan berbuat tidak senonoh terhadap Salindri atau Drupadi. Melihat kejadian ini Balawa ( Werkudara ) mendidih darahnya dan dibunuhlah Kencoko.
Terbunuhnya patih Kencoko tidak menjadikan marahnya prabu Matsyapati, tetapi malah diterimanya keluarga pendawa sebagai abdi di kerajaan Wirata tersebut.
Adapun file Pandhawa Ngenger dengan dalang Ki Nartosabdo, dapat anda nikmati disini:
- Ki Nartosabdo, Pandhawa Ngenger 01
- Ki Nartosabdo, Pandhawa Ngenger 02
- Ki Nartosabdo, Pandhawa Ngenger 03
- Ki Nartosabdo, Pandhawa Ngenger 04
- Ki Nartosabdo, Pandhawa Ngenger 05
- Ki Nartosabdo, Pandhawa Ngenger 06
- Ki Nartosabdo, Pandhawa Ngenger 07
- Ki Nartosabdo, Pandhawa Ngenger 08
- Ki Nartosabdo, Pandhawa Ngenger 09
- Ki Nartosabdo, Pandhawa Ngenger 10
- Ki Nartosabdo, Pandhawa Ngenger 11
- Ki Nartosabdo, Pandhawa Ngenger 12
- Ki Nartosabdo, Pandhawa Ngenger 13
- Ki Nartosabdo, Pandhawa Ngenger 14
- Ki Nartosabdo, Pandhawa Ngenger 15
- Ki Nartosabdo, Pandhawa Ngenger 16 (tamat)
Catatan:
- Cerita dan file ini sebenarnya sudah bisa dinikmasti di Wayang Prabu.com akan tetapi karena berat menerima amanah dari Bp. Wijanarko untuk mengupload file ini, maka tanpa bermaksud mrang tatal mbabak hanganyari, saya upload lagi untuk anda dengan harapan semakin banyak sutresna wayang kulit bisa menikmati karya hebat dari seniman yang tak ada duanya, Ki Nartosabdo.
- Lakon ini semula terdiri dari 5 file dalam format ZIP dengan basar file masing-masing 90 MB, maka tanpa mengurangi rasa hormat dan penghargaan kepada Bp. Widjanarko, fili zip tersebut saya udhari dan saya upload lagi menjadi 16 file dengan besar rata-rata 24 MB dengan harapan mempermudah mereka yang koneksi dan bandwidh internetnya kecil.
- Terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Bp. Widjanarko dan Mas Edy L atas sgala dedikasinya dalam nguri-uri karya besar ki Narto Sabdo.
(Terima kasih anda telah mampir di blog ini. Jika sudah berhasil download file kami, mohon tinggalkan komentar untuk perbaikan selanjutnya)
Ditulis dalam Umum | Tag: Bilawa, kurawa, Matswapati, Narto Sabdo, Seta, Wiratha, Wratsangka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar